Rabu, 29 Juni 2011

Seks Membara dengan Hipnotis


Bila hubungan intim dengan pasangan mulai meredup, atau bahkan ingin meningkatkan gairah lebih membara dari sebelumnya, Anda bisa mencoba terapi hipnotis.

Setiap kali kita mendengar kata hipnotis, terbayang pandangan negatif dari hipnotis yang salah kaprah. Sering kita mendengar seseorang menjadi korban hipnotis hanya dengan menepuk bahunya dan seluruh harta bendanya terkuras dan berpindah tangan tanpa sadar. Sebenarnya yang terjadi itu bukan hipnotis tapi magnetisme.

Masyarakat pun selama ini cenderung menganggap hipnotis sebagai hal yang irasional, bahkan sebagai sesuatu yang magis. Ditambah adanya tayangan hipnotis yang ditampilkan di televisi, yang memperlihatkan orang dikerjai untuk melakukan sesuatu yang konyol dan tak masuk akal. Ini hanyalah bagian dari cabang hipnotis sebagai hiburan yang sangat mudah dipelajari yang disebut stage hipnotis.

Padahal, hipnotis sebenarnya merupakan fenomena rasional dan ilmiah, yang tidak perlu dianggap sebagai hal gaib, supranatural, atau bertentangan dengan akal sehat. Tanpa kita sadari hampir setiap hari kita selalu terhipnotis selama kurang lebih 12 kali. Sebagai contoh, bila kita asyik menonton televisi dan ternyata kita tak mendengarkan bunyi telepon berdering di dekat kita atau suara ketukan pintu, itu sudah termasuk kategori terhipnotis.

Menurut Kirdi Putra CHI, instruktur dan hipnoterapis dari Hypnosis Training Institute of Indonesia, definisi hipnosis secara sederhana adalah suatu metode untuk memberikan suatu program untuk pikiran manusia tapi dalam kondisi di bawah sadar. Hingga bisa dikatakan, hipnotis adalah suatu seni komunikasi dan seni sugesti yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar secara efektif.

Banyak yang tidak menyadari bahwa kemampuan otak manusia sangat luar biasa. Sayangnya kita tidak menggunakan hardware ciptaan Tuhan ini secara optimal. Setiap hari manusia menggunakan otak secara sadar untuk berperilaku, berpikir analitis dan lain sebagainya hanya mengambil porsi sekitar 12 persen. Selebihnya (± 88%) berada di alam bawah sadar kita, tambah Kirdi.

Dalam bentuk tradisional, hipnotis telah dikenal sejak ribuan tahun silam di berbagai kebudayaan. Pada abad ke-18, Dr. Franz Anton Mesmer dari Austria, mulai mengeksplorasi hipnotis dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Termasuk Sigmund Freud tokoh psikoanalisis terkenal. Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Milton Erickson sebagai salah satu pelopor Modern Hipnotis. Hipnotis telah diakui sebagai cabang ilmu pengetahuan di Amerika Serikat sejak tahun 1958.

Kirdi menjelaskan, proses hipnotis seseorang biasanya dilakukan dengan cara membuat suyet (subyek yang dihipnotis) hanya terfokus pada satu masalah dan menjadi tertidur atau trance. Saat kondisi tubuh rileks akan terjadi perubahan gelombang otak. Dalam keadaan terjaga, gelombang otak bergetar antara 12-40 getaran per detik. Pada kondisi ini pikiran sadar sangat aktif dan tidak mullah dipengaruhi. Ini ditandai dengan kebutuhan pikiran untuk mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan mengevaluasi semua informasi yang masuk.

Dengan kata lain, pikiran sadar saat itu berada dalam keadaan sangat aktif dan kritis terhadap informasi apa pun yang masuk. Sebaliknya, dalam keadaan rileks gelombang otak berdetak antara 8-12 kali per detik. Ketika dalam keadaan rileks, pikiran sadar perlahanlahan mulai berkurang keaktifannya. Saat itu, kekritisan yang menjadi ciri khasnya mulai melemah. Inilah keadaan yang dalam hipnotis disebut trance.

Dalam keadaan trance, hubungan komunikasi pikiran sadar dan bawah sadar berjalan mulus. Selain karena pikiran sadar sudah terparkir, gerbang pikiran bawah sadar juga terbuka. Hal ini memungkinkan setiap pesan -- afirmasi atau sugesti -- yang disampaikan bisa langsung masuk ke bawah sadar tanpa diedit atau dikritisi oleh pikiran sadar. Pada tahap ini, pemegang kendali tubuh yang sebenarnya adalah bawah sadar.

Saat dihipnotis, suyet sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata tidur . la tetap dalam keadaan awake, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hipnotis. Suyet berperan sebagai subyek. Ini berarti suyet lah yang menentukan apa yang akan dilakukan. Sementara penghipnotis hanya berperan sebagai fasilitator. Selama proses hipnotis ini, suyet tetap menyadari segala sesuatu yang diperintahkan, serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum.

TERAPI HIPNOSEKSUAL
Salah satu kegunaan dari terapi hipnotis yang bisa kita peroleh antara lain untuk mengatasi problem seks. Bila selama ini kenikmatan hubungan intim Anda mulai meredup, masalah disfungsi seksual atau bahkan ingin meningkatkan gairah lebih panas lagi. Semuanya, bisa diubah dengan cara terapi hipnotis. Walau ada beberapa problem yang bisa diatasi dengan medis seperti pil Viagra, namun tetap memiliki efek samping karena obat pasti mengandung bahan kimia.

Menurut Kirdi, hanya 40 persen problem seks berasal dari fisik yang memang bermasalah. Selebihnya, problem seks terbanyak biasanya berasal dari masalah psikis. Masalah psikis itu seperti trauma, phobia, korban perkosaan, kekerasan seksual dan lainnya.

Nah problem seks yang berasal dari masalah psikis inilah yang bisa disembuhkan dengan terapi hipnotis. Sebelum proses hipnotis dilakukan, pasien perlu diwawancarai untuk memperoleh keterangan°tentang latar belakang masalah.

Sebagai contoh, proses ereksi hingga ejakulasi pria berasal dari pikiran di mana awalnya melihat, terangsang secara visual, juga indera lainnya, seperti kinestetik lewat seperti sentuhan, ciuman can lain sebagainya hingga berhubungan intim. Pikiran bawah sadarnya merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Bagi pria yang bermasalah seperti ejakulasi dini sebenarnya dia mengalami kenaikan tingkat kenikmatan terlalu cepat, sehingga proses ejakulasinya terjadi terlalu dini. Jadi, program baru lewat terapi hipnotis yang akan ditanamkan ke pikiran bawah sadar adalah melambatkan tempo can menahan keinginan untuk ejakulasi hingga saat yang tepat.

Namun Kirdi mengakui bahwa keberhasilan terapi hipnotis tergantung dari keinginan si pasien untuk mendukung program. Bila program baru tidak didukung ada kemungkinan lenyap, karena mengalami resistensi dari program lama yang sudah tertanam bertahun-tahun di bawah sadar.

Untuk itulah perlu diingat, pasien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hipnosis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya. Proses hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, can tanpa paksaan. Sebelum melakukan hipnosis, pasien perlu terlebih dulu menjalani pemeriksaan fisik, can bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah, urine, dll.

Pemahaman pasien akan maksud dan tujuan hipnoterapi merupakan kunci efektivitas terapi. Karena itu diperlukan informasi yang jelas clan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar. (Irwan)
Sumber: Senior

Selasa, 28 Juni 2011

Forensic Hypnosis Investigator Certification Program


Forensic Hypnosis Investigator Certification Program


Masalah kehilangan, pencurian di tempat kerja, di toko, di department store kasus pengadilan kriminal adalah sekian dari banyak kasus yang bisa di tangani oleh Forensic Hypnosis.

Kasus terkenal tentang peristiwa tabrak lari dimana saksi mata sulit mengingat perisrtiwanya karena berlangsung dengan cepat. Forensic hypnosis membantu saksi tersebut mengulang kembali dengan jelas gambaran peristiwanya. Didalam deep trance hypnotic state maka saksi mata dapat denagn tepat melihat kejadiannya yang bisa membawa petunjuk kepada pelaku tersebut. kasus2 lain..kehilangan sertifikat bank, kehilangan barang digudang, pengalaman traumatic ( rape, near death, penculikan, dll),

Meningkatkan kasus yang memerlukan penanganan penggunakan Hypnotic teknik maka memberikan anda peluang untuk menguasai ilmu forensic hypnosis dimana HTII – Hypnosis Training Institute of Indonesia telah menyediakan jasa pelatihan perstandar internasional.

Pelatihan ini akan diselenggarakan selama 32 jam ( 4 hari) yang akan di adakan tanggal ( 0856 107 6322)

15, 16, 17, 18 Juli 2010
di JDC slipi lt 6 jakarta.

INVESTASI
Rp 27.000.000

Anda akan mempelajari :

• Forensic Applications
• Legal Aspects
• Court view of hypnotically refreshed recall
• Autopsy of an Investigative interview
• Judicial review/pitfalls
• Therapeutic vs. Investigative hypnosis
• Interview Analysis techniques
• Mental health resolution
• Informational listening techniques
• Amnesia, Hyperamnesia regression
• Correct memory retrieval techniques
• Cognitive interview techniques
• Structuring the interview
• A technically correct interview
• Guided practice session #1
• Guided practice session #2
• Preparing to testify in court

Sangat cocok bagi anda yang bekerja di Bank, department store, pergudangan, kepolisian, tentara, dll.

Pengajar Utama :

Mardigu WP Terorist Expert & Forensic Hypnosis Investigator

Pendaftaran : ( 0856 107 6322)
http://www.facebook.com/?ref=home#!/event.php?eid=125508524148501&ref=nf

Paradigma Cuci Otak

Brainwash, Apa itu Cuci Otak sebenarnya?

Jakarta 17 Juli 2009 kembali digunjang dengan adanya ledakan yang diduga bom. Ledakan yang terjadi di 2 (Dua) hotel terkenal di Jakarta yaitu JW. Marriot dan Ritz Carlton. Ada indikasi teroris dengan menggunakan orang yang telah di cuci otak untuk melakukan bom bunuh diri. Cuci otak atau brainwash menjadi pembicaraan karena hal ini bisa terjadi pada anggota keluarga, tetangga, teman, saudara, orang yang berada di samping anda dan siapa saja.

Apakah ada cuci otak itu? Sebenarnya apa sih cuci otak itu?
Cuci otak? Kedengerannya cukup seram ya? Sebetulnya, yang disebut sebagai cuci otak itu ada nggak sih? Itu sekedar mitos atau benar-benar sebuah kenyataan?
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, sebaiknya kita mendefinisikan terlebih dahulu, apa itu yang disebut sebagai cuci otak (brainwash).
Brainwash atau lebih dikenal sebagai cuci otak adalah sebuah proses yang sudah dikenal semenjak lama, bahkan sebelum perang dunia ke II. Teknologi ini banyak digunakan saat itu oleh tentara Jerman. Untuk apa? Untuk membangun semangat para prajurit dari semenjak masih remaja, untuk membentuk mental prajurit yang tahan banting, loyal, dan sejiwa dengan haluan partai NAZI saat itu. Teknik yang digunakan merupakan sebuah metode yang saat itu dikembangkan secara ilmiah oleh para pakar psikologi dan pikiran manusia, dimana para pakar jerman saat itu juga melakukan berbagai percobaan terhadap pikiran manusia (semasa holocaust di jerman).
Semua metode yang digunakan untuk melakukan brainwash saat itu, biasanya menggunakan waktu yang cukup panjang, untuk menanamkan sebuah program atau ide tertentu dalam pikiran seseorang. Waktu yang cukup panjang merupakan sebuah proses supaya program baru yang ditanamkan tersebut masuk ke pikiran bawah sadar seseorang.
Tujuan utama brainwash saat itu adalah lebih cenderung untuk membangun mental dan kesetiaan para prajurit Jerman.
Metode utama yang digunakan adalah dengan memasukkan informasi/dogma2 secara audio dan visual secara waktu berkala dan panjang, dan bersifat terfokus.
Nah, bagaimana brainwash itu dilakukan? Sekali lagi, sebuah informasi yang ditekankan dan dimasukkan secara terfokus, dengan akses audio maupun visual, dan dilakukan secara terus menerus, mampu menggiring persepsi dan pola pikir maupun perasaan seseorang sedikit demi sedikit. Inilah yang kita sebut sebagai memasukkan nilai di bawah sadar seseorang.
Ketika sebuah nilai telah tertanam cukup kuat di dalam bawah sadar seseorang, maka nilai itu lama kelamaan semakin kuat, berakar, dan permanent. Inilah yang kemudian disebut sebagai hasil dari brainwash itu, dan merupakan tujuan utama dilakukan hal tersebut.
Jadi, teknologi ini berbahaya sekali? Mengerikan sekali efek dari brainwash ini, apakah semua orang bisa di brainwash?
Semua teknologi berpotensi menjadi sesuatu yang berbahaya (nuklir, dinamit, senjata, dll), sedangkan efek dari brainwash tidak selamanya mengerikan. Mengerikan jika (sekali lagi) teknologi dan tujuan brainwash ini disalah gunakan (contoh: utk kegiatan terorisme). Yang menarik adalah, apakah semua orang bisa di brainwash? Jawabannya, BISA... kalau nilai dasar individu yang di brainwash, tidak bertentangan dengan nilai yang dimasukkan dengan metode brainwash ini.
Maksudnya gimana?
Misalnya, saya memiliki nilai dasar atau sistem belief tentang perjuangan. Saya merupakan seseorang yang menganut bahwa saya dapat memberikan lebih banyak untuk bangsa dan negara maupun agama ketika saya hidup. Saya adalah individu yang lebih mengedepankan perjuangan dengan suara dan pikiran saya. Saya tidak menganut faham bahwa dengan bunuh diri, saya bisa dikenang dan berbuat banyak demi bangsa, negara, dan agama. Saya menganggap bahwa kehidupan ini indah, dan saya punya banyak orang yang saya cintai di sekeliling saya. Ini semua yang disebut sebagai nilai dasar dan sistem belief.
Misalnya ada sebuah nilai baru yang mau dimasukkan ke dalam pikiran saya, sebuah nilai tentang membela bangsa, negara, dan agama dengan meledakkan diri, di tengah-tengah orang-orang yang tidak secara langsung bersalah pada saya ataupun kepentingan yang saya bawa, dan teknik yang digunakan adalah metode brainwash.
Apa yang terjadi?
Yang terjadi adalah terjadi ”pertarungan” didalam pikiran saya. Dimana nilai dasar yang telah lebih dahulu ada, berhadapan dengan nilai dan sistem belief yang baru, yang dicoba ditanamkan pada pikiran saya.
Siapa yang menang?
Nilai dasar yang sudah ada, ketika telah terbentuk selama bertahun tahun, merupakan sebuah sistem yang sangat kuat. Ketika nilai baru mencoba menginfiltrasi pikiran saya, maka perlawanan yang diberikan oleh sistem nilai lama sangatlah kuat. Tentu nilai barr bisa saja (seolah-olah) menguasai pikiran saya di permukaan, menjadi nilai dan sistem belief baru. Tetapi, ketika program yang berusaha di tanamkan tersebut hendak di jalankan (misalkan. Untuk meledakkan diri di keramaian), maka program itu pasti terganggu dengan nilai dan sistem belief lama yang ada.
Lalu?
Program baru tersebut gagal untuk bekerja! Sistem nilai yang sudah ada sebelumnya di pikiran bawah sadar kita lebih kuat daripada sistem nilai yang baru, yang secara ”instant” diprogram ke dalam pikiran saya.
Jadi, bagaimana cara supaya program itu bekerja seperti yang diinginkan?
Tentu membutuhkan seseorang yang memang memiliki nilai dasar yang tidak bertentangan sebelumnya.
Mengapa?
Karena pada dasarnya brainwash ”hanya” mempertajam nilai yang telah ada sebelumnya, serta membangun keberanian dan kekuatan untuk melakukan sebuah aksi atau tindakan atas ”nilai” atau ”kepercayaan” yang telah ada sebelumnya.
Satu hal yang pasti, bahwa ini merupakan sebuah metode yang berlandaskan sebuah dasar ilmiah, dan mampu membawa manfaat bagi banyak orang, ketika digunakan untuk sebuah keperluan yang memang positif, dan sesuai dengan nilai dari individu2 yang membutuhkan bantuan dari metode ini.
Mernarik bukan, ternyata keuntungan dari brainwash juga banyak (membangkitkan semangat, PD, keberanian, dll sampai untuk membentuk sebuah budaya perusahaan yang positif, kondusif, dan produktif).

Keindahan Bawah Laut

Keindahan Bawah Laut ... Kagumi Keindahannya

Keanekaragaman warna dan jenis penghuni bawah laut, tidak beda beragamnya dengan penghuni di daratan

Bila air-nya tercemar, maka semua-nya akan mati. Bila ada terumbu karang yang mati maka tidak tampak lagi keindahannya.

Bila hilang keindahannya, maka tidak ada lagi yang kita kagumi dan kita banggakan.

10 Ciri Orang yang Berpikir Positif

10 Ciri Orang yang Berpikir Positif
(disadur dari ”10 Ciri orang yang Berpikir positif” oleh Unknown)

Banyak orang berusaha meningkatkan kemampun diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positif yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru
jalan pikirannya.

1.
Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai kesulitan hidup yang terlalu berat dan membuat hidupnya jadi (paling) sengsara sedunia. Semua orang pasti punya masalah, kita seringkali tidak mampu menentukan berbagai masalah dan tingkat kesulitan yang datang pada kita, tetapi kita mampu mengubah cara pandang kita terhadap masalah itu kan?

2.
Menikmati hidupnya
Pemikiran positif mampu membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar
hati, meski tak berarti ia tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. Paling tidak, ketika kita menikmati hidup, kita mampu menikmati proses (yang mungkin menyakitkan mental dan diri kita) sepanjang perjalanan menuju taraf kehidupan yang lebih baik.

3.
Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Dengan berpikiran terbuka tersebut, boleh jadi ada banyak hal baru yang mampu membuat segala sesuatu lebih baik. Toh perbedaan pikiran atau ide tidak membuat kita rugi kan? Justru membuat kita memiliki pilihan lebih banyak. Pilihan cara, pilihan tujuan, pilihan arah, dan lain sebagainya. Keterbukaan pikiran juga menimbulkan rasa nyaman dan empati dari lawan bicara kita.

4.
Mengarahkan pikiran negatif setelah pikiran itu terlintas di pikiran
”Memelihara” pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Tetapi untuk menghilangkan pikiran negatif itu juga bukan hal yang mudah bukan? Makin kita coba untuk hilangkan, biasanya pikiran negatif itu (sedih, marah, kecewa, dll) justru makin kuat. Jadi? Kita bisa beri arah dan nilai yang berbeda, jadikan sebagai motivasi, dasar untuk berubah menjadi lebih baik.

5.
Mensyukuri apa yang dimilikinya
Berterima kasihlah selalu, untuk apa yang sudah kita miliki, bukan berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dimiliki. Ketika kita mampu berterima kasih dan menghargai apapun yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa pada diri kita, maka justru kita mampu semakin melihat berbagai peluang dan kesempatan yang ada di depan mata kita.

6.
Tidak mendengarkan gosip yang tidak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tidak ada ujung pangkalnya adalah sebuah perilaku yang dijauhi si pemikir positif. Daripada menghabiskan waktu untuk sekedar ”memuaskan” ego kita, gunakan waktu yang kita miliki untuk hal-hal yang lebih produktif. Ingat, kita tidak akan pernah tahu sampai kapan umur kita, bisa setahun lagi, 6 bulan lagi, seminggu lagi, atau satu jam lagi, hidup ini terlalu singkat, gunakan secara positif dan produktif.

7.
Tidak membuat alasan, tapi langsung melakukan tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya. Apa yang kita pikirkan, sebenarnya bisa kita wujudkan menjadi sebuah tindakan, namun, seringkali kita dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan ”apa bisa?”, ”apa pasti berhasil?”, ”gimana kalau gagal?”. Mau tahu sesuatu? Segala sesuatu tidak pernah berhasil kalau Cuma ngomong doang di kepala, cukup pikirkan hal yang sederhana, lalu laksanakan. Kalau gagal? So what? Kita juga bisa berjalan tegak, sewaktu kecil juga belajar berdiri dulu kan? Berapa kali kita gagal dan mencoba lagi?

8.
Menggunakan kalimat-kalimat yang positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimis, seperti "Masalah itu pasti terselesaikan" dan "Dia memang pantang menyerah". Semua kata-kata positif yang benar-benar keluar dari hati kita. Ketika kita hanya mengatakan kata-kata positif di mulut saja, dan hati kita tidak berkata seperti itu, sebenarnya kita baru saja membohongi diri kita sendiri, kita baru saja memprogram berbagai hal negatif yang kita katakan dalam hati ke diri kita sendiri. Jadi, siapa yang rugi?

9.
Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Komunikasi bukan hanya berbentuk kata-kata dan tulisan saja (verbal), tetapi juga bisa berarti dengan ekspresi wajah dan gerak tubuh. Tersenyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan, mencitrakan sebuah kebahagiaan, kebebasan, dan kemudahan dalam hidup. Orang-orang yang berpikiran positif mampu berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'. Semua ini membangun semangat dan motivasi dari dalam diri, maupun orang orang di sekelilingnya.

10.
Peduli pada citra dirinya
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. Bukankah keindahan atau kecantikan yang permanen itu muncul dari dalam keluar? Kita mampu membangun citra diri yang positif ini dengan selalu berpikir positif untuk apapun yang menimpa diri kita. ’Energi’ yang kita ciptakan di dalam pikiran kita, pasti memancar keluar, mempengaruhi orang-orang di sekitar kita, kalau kita membangkitkannya dengan cukup kuat dan cukup sering.

Menjadi Orang yang Berpikir Positif

Menjadi Orang yang Berpikir Positif
(disadur dari ”become a positif thinking person” oleh Unknown)

Jerry adalah seorang manager salah satu restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia hampir selalu menjawab,
"Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"
Banyak pelayan di restorannya ikut keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain.

Mengapa demikian?

Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya (attitude). Jerry merupakan seorang motivator alami, jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.

Gaya Jerry tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari, aku menemui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?".

Dengan tersenyum, Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku sendiri, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku
dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Tetapi kan tidak selalu semudah itu" protesku.

"Ya, memang begitulah" kata Jerry kembali, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang di sekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian, aku mendengar Jerry mengalami musibah yang mengerikan yang dapat terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan Rumah Sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya.

Aku menengok Jerry enam bulan setelah terjadinya musibah tersebut. Saat aku bertanya pada Jerry, bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang" jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk tetap hidup atau mati. Aku memilih untuk tetap hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku.

Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."

"Lalu, apa yang kamu lakukan?" tanyaku.

"Di sana ada suster gemuk yang bertanya padaku" kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Di tengah tertawa mereka aku katakan, 'Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup bukan hanya karena keahlian para dokter, tetapi juga karena pilihan sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia, bahwa tiap hari kita dapat memilih apakah kita akan menikmati hidup atau membencinya.

Satu hal yang benar-benar merupakan milik kita yang tidak bisa dikontrol oleh siapapun adalah pilihan sikap hidup kita sendiri, sehingga ketika kita mampu mengendalikannya, maka segala hal dalam hidup ini menjadi lebih mudah.

Cerpen Puasa

Berpuasa

“Aduuh… gak tahan deh, panas banget hari ini… buka setengah hari aja yuk..” kata Lani pada
sahabatnya, “mending bayar hari lain aja deh puasanya, beneran deh, hari ini rasanya gak tahan banget”.
Sahabatnya, Puput, hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, sambil berkata, “Lani, kan kalo di hari
biasa, kita gak bareng-bareng puasanya.. terasa lebih berat lho..”.
Dua wanita muda yang saling bersahabat itu sedang berada di kantor mereka, dimana keadaan hari itu memang
agak lebih panas daripada hari-hari lainnya, sementara pendingin udara (AC) terasa kurang bekerja secara
optimal.
aku tahu sih, kalo puasa kita bisa full.. lebih afdol.. lebih oke rasanya.. tapi kan kita juga gak boleh
maksain, bener gak hayoo?”, Lani masih bersikeras. Puput kembali menimpali, “iya.. bener, yang bilang
harus maksain siapa.. silahkan aja kalau mau berbuka sekarang, gak ada yang ngelarang kok… urusan
ibadah, puasa, shalat, itu kan urusan kamu sama yang diatas”, “jadi kalau kamu memang merasa
bener-bener gak kuat, yah lakukanlah.. berbuka sana.. daripada puasa tapi ngeluh terus”, imbuh Puput
sambil masih tersenyum, “sebelum kamu berbuka, memangnya kamu tahu nggak, gunanya puasa?”.
Lani memandang Puput dengan terheran-heran, “maksud loh????”, “emangnya aku anak kecil!!! ya iyalah
aku tahu… kita puasa karena memang kita disuruh puasa, rukun Islam yang ke 3, paling nggak itu yang
aku percaya.”. Puput kembali menimpali, “jadi cuma itu aja?”.
Lani memandang Puput dengan terheran-heran, “CUMA??? Masak rukun Islam ke 3
dianggap Cuma sih???”. “Lho, bukannya kamu yang tadi mau berbuka, katanya
rukun Islam ke 3?”, kata Puput dengan nada menggoda. “ihhhh… kok jadi dibalikin ke aku sih.. tapi iya
juga ya.. mmm.. tadi kamu bilang Cuma, memang yang lainnya apa?”, Lani mulai menurunkan nada
suaranya.
Puput kemudian mengambil posisi duduk lebih santai. Lani tahu, ketika Puput mengambil posisi seperti itu,
dengan punggung disandarkan ke kursinya, kedua kaki disilangkan sambil diluruskan, serta kedua jari-jemari
tangannya dikatupkan dan secara santai diletakkan di atas pinggangnya, maka ia telah siap dengan sebuah
penjelasan yang panjang, tetapi biasanya berdasarkan fakta dan pengalaman yang penting.
begini”, puput memulai kata-katanya, sementara Lani juga mengubah posisi duduknya lebih santai. “ketika kita
menjalani ibadah puasa, banyak sekali hal-hal yang menjadi satu kesatuan paket, yang semuanya
memang dirangkum sebagai hukum Islam yang ke 3”, “walaupun, sebenarnya, siapapun yang ikut
melakukan puasa tersebut juga dapat mengambil keuntungan dan hikmahnya”, Puput melanjutkan,
dengan berpuasa, kita sebenarnya sedang mengambil tiga keuntungan sekaligus bagi diri kita sendiri di
dunia…”. “pasti salah satunya pahala untuk kita kan??”, Lani memotong dengan tidak sabar. “aduuuhh..
cantiiiikk… sabar dulu kenapa sih…”, Puput berkata kembali, “pahala untuk tabungan di akhirat itu sudah
pasti… yang aku maksud, tiga keuntungan yang langsung dan kontan kita peroleh ketika kita selesai
menjalankan puasa itu sendiri…”.
Lani sedikit tertegun, kemudian perlahan ia berkata “wah, kalo yang itu, aku gak pernah tahu atau mikirin
tuh… setahu aku hanya bahwa dari kecil, aku dilatih untuk berpuasa karena menjalankan ibadah.. itu
aja..”.
Puput melanjutkan “yaa… karena itulah kemudian dikatakan, bahwa orang yang percaya (beriman) dan
berilmu memiliki tempat yang lebih tinggi”, “jadi, buka pikiran selalu, dengan bertanya pada diri sendiri
dan berpikir, selalu cari kebenaran dengan pikiran terbuka.. apa yang kita sudah percayai sebelumnya,
bisa saja ternyata bisa dilihat dengan cara yang berbeda..”, kemudian ia terdiam sebentar, menarik nafas dan
melanjutkan kembali “kembali ke topik puasa ya… tiga keuntungan dan hikmah bagi kita, ketika kita
berpuasa itulah yang juga bisa membuat kita mengerti mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk
berpuasa…”. “maksudnya?”, Lani memotong, dengan wajah yang terlihat bingung, “gimana sih, kok aku jadi
makin nggak ngeh nih..”.
makanya dengerin dulu, cantik.. jangan dikit-dikit dipotong..”, Puput kembali melanjutkan, “Tuhan kan
gak suka kemubaziran.. kesia-siaan.. jadi, selain berupa ibadah, pasti dong, ada nilai tambah lainnya, iya
nggak? Masuk akal kan?”. Lani hanya mengangguk-angguk, masih berusaha mencerna semua kata-kata Puput,
sahabatnya itu.
Puput kembali berkata, “tiga hal yang merupakan nilai tambah dari berpuasa, yang dapat kita rasakan
langsung antara lain adalah:
yang pertama… detoksifikasi tubuh kita, dimana tubuh kita membuang endapan racun-racun yang
selama ini masuk melalui apa yang kita makan, kan gak semuanya zat-zat yang masuk ke tubuh kita itu
sehat kan?”, Puput dengan serius melanjutkan, “ketika kita berpuasa, maka tubuh akan mengambil
cadangan tenaga yang disimpan dalam bentuk lemak di tubuh kita, dan proses itu juga membuat
berbagai endapan yang bisa berbahaya di tubuh kita terlepas.. nah, itulah saat metabolisme tubuh kita
mulai membuang zat-zat racun itu, yang terlarut bersama lemak dan air.”. “dikeluarkan lewat mana?”,
tanya Lani yang terlihat sudah mulai bisa mengikuti arah pembicaraan Puput. “lewat mana? Ya tentu saja lewat
tempat-tempat biasanya.. masak perlu diajarin sih kalo yang kayak gini… bisa ketika kita buang air kecil
atau besar, atau lewat keringat..”, jawab Puput sambil menahan tertawa, “itulah sebabnya kenapa ketika
kita berpuasa, sebetulnya kita lebih baik tetap beraktivitas, biar ketika kita selesai berpuasa,
metabolisme tubuh kita juga telah mengeluarkan sebagian besar endapan racun ditubuh kita.”. Lani masih
mendengarkan sambil mengangguk-angguk.
kedua… kita membentuk pola baru di tubuh dan pikiran kita…”, Puput kembali melanjutkan, “maksudnya
gimana? Biasanya kan kalau tahun baru, katanya kita harus buat resolusi baru.. harus buat sebuah
kebiasaan baru yang positif, dan hilangkan kebiasaan lama yang negatif..iya kan?”. Lani menjawab, “iya,
tapi apa hubungannya dengan puasa?”. “Nah, hubungannya adalah, seringkali kita gagal untuk
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama tersebut, misalnya, ada yang mau berhenti merokok, ada yang
mau berhenti malas, ada yang mau berhenti ini dan itu..”, lanjut Puput, “kebiasaan itu, susah diubah
karena pikiran dan badan kita sudah terprogram dalam waktu yang panjang.. nah, kalo kita mau
mengubah program itu, kita butuh untuk memberikan pikiran dan badan kita sebuah program yang
cukup ekstrim dalam waktu yang rada panjang.. katakanlah sebulan..”. “jadi maksud kamu, dengan
puasa, kita bisa sambil buat program baru, biar menggeser program lama kita, gitu maksud kamu?”,
Lani kembali masuk dalam pembicaraan. “Itu dah tahu, gitu dong.. selain cantik.. juga pinter”, Puput memuji.
Sambil tersipu-sipu, Lani berkata “ihhh.. kan kamu yang lebih pinter.. aku kan Cuma ngikutin logika yang
kamu bilangin aja”, dia mencoba untuk merendah. “eh.. kalo dipuji itu artinya di kasih doa, jangan
ditolak.. bilang aja terima kasih, kan beres.. doa kamu didenger, trus beneran deh dikasih cantik dan
pinter”, kata Puput. “Iya-iya, terima kasih tuan putri yang juga cantik dan pinter”, Lani menunduk memberi
hormat. Tawa merekapun pecah berderai. “nerusin yang tadi”, Puput kembali melanjutkan penjelasannya,
ketika selama puasa kita mampu menciptakan pola berjuang, dengan menahan lapar, haus, dan emosi
negative, maka sebetulnya, kita sedang melatih hati dan pikiran kita, untuk bisa berjuang mengubah
kebiasaan apapun yang kita ingin ubah… bisa dilihat hubungannya kan? Ketika kita kuat untuk
mencapai suatu tujuan, yaitu berbuka di sore hari, dan hari lebaran setelah berpuasa satu bulan, maka
kita sebetulnya sudah melatih diri kita dengan sebuah perangkat perjuangan.. untuk kita bisa gunakan
mengubah kebiasaan-kebiasaan yang ingin kita ubah.”. Lani masih menangguk-angguk. Puput melanjutkan
lagi, “itulah yang aku sebut tadi, sebagai sarana untuk mengubah pola pikir, untuk mempersenjatai
kembali pikiran dan hati kita, supaya mampu berjuang menjalani bulan-bulan selain bulan
puasa..gitu…”. Lani tersenyum, mengangguk pasti tanda setuju.
nah, yang ketiga.. puasa bisa kita gunakan untuk sarana goal setting, menanamkan tujuan yang ingin
kita raih..”, lanjut Puput, “kita bisa niatkan di dalam hati, misalnya, kalau puasa saya lengkap, maka
kehidupan saya akan lebih baik secara ekonomi”. “tapi kan puasa itu karena Tuhan, masak kita pakai
untuk syarat perbaikan ekonomi sih??”, protes Lani.
cantik… Tuhan itu Maha Tahu, Maha Tinggi, Maha Kuasa… kita gak menyembah Dia pun, tidak akan
berkurang sedikitpun kekuasaanNya..”, lanjut Puput sambil tersenyum, “jadi ketika kita menjalankan
perintahNya, karena Tuhan itu Maha Baik dan juga fleksibel, moment ini sebenarnya juga masuk dalam
paket yang bisa kita lakukan bersama-sama..”. “dan bukankah agama itu diturunkan sederhana, jangan
dipersulit.. gak boleh tuh hukumnya… semua aturan itu dibuat untuk kebaikan kita sendiri sebagai
manusia..di dunia ataupun akhirat”, imbuh Puput, “jadi, ketika kita memanfaatkan puasa ini juga untuk
memprogram pikiran kita sendiri, agar kita mampu lebih giat bekerja, lebih banyak berderma, lebih
mampu mengerti perasaan orang lain.. kan semuanya itu bisa bawa kebaikan juga buat karir dan bisnis
kita kan?”, “jadi apa salahnya? Justru dengan itu, kita jadi lebih bersemangat, baik semangat
mengumpulkan pahala, maupun untuk meraih keberhasilan di dunia.. kan katanya beribadahlah
seolah-olah kita akan mati besok, dan bekerjalah seolah-olah kita akan hidup selamanya..” kata Puput
sambil tersenyum.
memangnya apa bedanya kalau kita membuat program untuk keberhasilan di bulan puasa dengan di
bulan-bulan biasanya?”, Lani mulai bisa mengikuti kembali. “bedanya adalah”, kata Puput, “otak kita
bekerja dengan sebuah logikanya sendiri, yang kita sebut sebagai logika bawah sadar.. ketika kita
menetapkan sebuah program seperti itu, maka setelah kita berjuang, maka otak kita akan mencari cara
supaya kita memperoleh reward/hadiah untuk kita”. “nah, kalau kita sudah program duluan di awal apa
yang akan menjadi reward/hadiah kita, kan lebih spesifik, lebih tajem.. jadi bisa lebih cepat jadi
kenyataan kan?”, Puput melanjutkan.
mmm.. masak sih gitu?”, Lani masih terbenam dalam keraguannya. Puput memandang Lani yang masih ragu,
dan melanjutkan “gini, pernah beli barang, misalnya HP, trus pas tanya-tanya, kita disuguhi minuman oleh
si penjual barangnya.. penjual HP nya.. pernah kan?”. “iya pernah, trus?”, kata Lani. “ketika kamu
disuguhi minuman itu, saat itu juga hati dan pikiran kamu berusaha untuk memberikan reward/hadiah
atas perjuangan yang dilakukan oleh si penjual, sehingga muncul rasa nggak enak kalau misalnya kamu
beli HPnya di tempat lain, bener nggak hayoo?” Puput bertanya pada Lani. “iya sih.. bener banget.. aku
jadi buat alasan, lebih tepatnya pembenaran, entah aku mikir kalo paling beda harganya juga dikit di
tempat lain, atau ah beli disini aja, orangnya baik, atau yang lainnya..”.
Puput tersenyum kembali, dan menimpali “itu yang aku maksud tadi, ketika kita berjanji pada dari kita
sendiri, setelah kita berjuang penuh selama 30 hari, maka kita dapet sebuah hadiah, misalnya perbaikan
keuangan, atau dapet pacar baru misalnya..”. “ihhh.. apaan sih..”, ujar Lani sambil tersipu-sipu dan
mencubit Puput. “lho.. mungkin aja kalo kamu buat program kayak gitu, dateng pacar baru yang lebih
baik dari yang sebelumnya kan?”, Puput semakin menggoda Lani.
tauk ah..”, kata Lani, “jadi intinya, kalau kita percaya, bahwa Tuhan itu baik dan Bantu kita, maka kita
tinggal berjuang, untuk memprogram ulang hati dan pikiran kita, untuk bisa meraih yang kita mau dan
programkan tadi, gitu?”. “kira-kira gitu deh… katakan saja, Tuhan bekerja pada diri kita dengan
hukumnya.. hukum alam yang berlaku.. dimana kita sebenarnya sudah dikasih perangkat luar biasa
untuk bisa menerima perubahan dan pencapaian tersebut.. otak kita.. nah, cara mengaktifkannya adalah
dengan cara diprogram seperti itu.. dah ngerti kan, cantik?”, imbuh Puput. “iya, iya.. dah jelas.. dah ngerti
sekarang… iya deh, kalo gitu, tanggung udah tinggal 2 jam lagi bukanya.. gak terasa ya.. aku tahan deh,
untuk Tuhan dan untuk kebaikan Tuhan sehingga aku bisa lebih kaya dan dapet pacar baru..hehehe”,
Lani berkata sambil menengadahkan kedua tangannya. “nah.. gitu dong… udah ah.. masih ada kerjaan lagi
nih.. mentang-mentang puasa, jangan sampai kemudian jadi gak produktif..”, kata Puput.
Mereka berdua kemudian tertawa dan kembali ke mejanya masing-masing.
The End (untuk Chapter ini)
Terima kasih pada para pemain:
Puput
Lani
Mantannya Lani (yang tidak pernah muncul di naskah)
Komentar Sutradara + Penulis Naskah: Kirdi Putra
Hehehe.. untuk kesamaan nama dan kejadian, anggep aja keberuntungan.. walau cuma kebetulan, sukses buat kita semua…
Kirdi Putra, CHI, CHt, NLP.
Professional Personal Coach
(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)
Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)
Phone. +62 21 3283 9866
http://htii.blogspot.com/
For things to change, I have to change