Rabu, 29 Juni 2011

Seks Membara dengan Hipnotis


Bila hubungan intim dengan pasangan mulai meredup, atau bahkan ingin meningkatkan gairah lebih membara dari sebelumnya, Anda bisa mencoba terapi hipnotis.

Setiap kali kita mendengar kata hipnotis, terbayang pandangan negatif dari hipnotis yang salah kaprah. Sering kita mendengar seseorang menjadi korban hipnotis hanya dengan menepuk bahunya dan seluruh harta bendanya terkuras dan berpindah tangan tanpa sadar. Sebenarnya yang terjadi itu bukan hipnotis tapi magnetisme.

Masyarakat pun selama ini cenderung menganggap hipnotis sebagai hal yang irasional, bahkan sebagai sesuatu yang magis. Ditambah adanya tayangan hipnotis yang ditampilkan di televisi, yang memperlihatkan orang dikerjai untuk melakukan sesuatu yang konyol dan tak masuk akal. Ini hanyalah bagian dari cabang hipnotis sebagai hiburan yang sangat mudah dipelajari yang disebut stage hipnotis.

Padahal, hipnotis sebenarnya merupakan fenomena rasional dan ilmiah, yang tidak perlu dianggap sebagai hal gaib, supranatural, atau bertentangan dengan akal sehat. Tanpa kita sadari hampir setiap hari kita selalu terhipnotis selama kurang lebih 12 kali. Sebagai contoh, bila kita asyik menonton televisi dan ternyata kita tak mendengarkan bunyi telepon berdering di dekat kita atau suara ketukan pintu, itu sudah termasuk kategori terhipnotis.

Menurut Kirdi Putra CHI, instruktur dan hipnoterapis dari Hypnosis Training Institute of Indonesia, definisi hipnosis secara sederhana adalah suatu metode untuk memberikan suatu program untuk pikiran manusia tapi dalam kondisi di bawah sadar. Hingga bisa dikatakan, hipnotis adalah suatu seni komunikasi dan seni sugesti yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar secara efektif.

Banyak yang tidak menyadari bahwa kemampuan otak manusia sangat luar biasa. Sayangnya kita tidak menggunakan hardware ciptaan Tuhan ini secara optimal. Setiap hari manusia menggunakan otak secara sadar untuk berperilaku, berpikir analitis dan lain sebagainya hanya mengambil porsi sekitar 12 persen. Selebihnya (± 88%) berada di alam bawah sadar kita, tambah Kirdi.

Dalam bentuk tradisional, hipnotis telah dikenal sejak ribuan tahun silam di berbagai kebudayaan. Pada abad ke-18, Dr. Franz Anton Mesmer dari Austria, mulai mengeksplorasi hipnotis dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Termasuk Sigmund Freud tokoh psikoanalisis terkenal. Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Milton Erickson sebagai salah satu pelopor Modern Hipnotis. Hipnotis telah diakui sebagai cabang ilmu pengetahuan di Amerika Serikat sejak tahun 1958.

Kirdi menjelaskan, proses hipnotis seseorang biasanya dilakukan dengan cara membuat suyet (subyek yang dihipnotis) hanya terfokus pada satu masalah dan menjadi tertidur atau trance. Saat kondisi tubuh rileks akan terjadi perubahan gelombang otak. Dalam keadaan terjaga, gelombang otak bergetar antara 12-40 getaran per detik. Pada kondisi ini pikiran sadar sangat aktif dan tidak mullah dipengaruhi. Ini ditandai dengan kebutuhan pikiran untuk mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan mengevaluasi semua informasi yang masuk.

Dengan kata lain, pikiran sadar saat itu berada dalam keadaan sangat aktif dan kritis terhadap informasi apa pun yang masuk. Sebaliknya, dalam keadaan rileks gelombang otak berdetak antara 8-12 kali per detik. Ketika dalam keadaan rileks, pikiran sadar perlahanlahan mulai berkurang keaktifannya. Saat itu, kekritisan yang menjadi ciri khasnya mulai melemah. Inilah keadaan yang dalam hipnotis disebut trance.

Dalam keadaan trance, hubungan komunikasi pikiran sadar dan bawah sadar berjalan mulus. Selain karena pikiran sadar sudah terparkir, gerbang pikiran bawah sadar juga terbuka. Hal ini memungkinkan setiap pesan -- afirmasi atau sugesti -- yang disampaikan bisa langsung masuk ke bawah sadar tanpa diedit atau dikritisi oleh pikiran sadar. Pada tahap ini, pemegang kendali tubuh yang sebenarnya adalah bawah sadar.

Saat dihipnotis, suyet sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata tidur . la tetap dalam keadaan awake, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hipnotis. Suyet berperan sebagai subyek. Ini berarti suyet lah yang menentukan apa yang akan dilakukan. Sementara penghipnotis hanya berperan sebagai fasilitator. Selama proses hipnotis ini, suyet tetap menyadari segala sesuatu yang diperintahkan, serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum.

TERAPI HIPNOSEKSUAL
Salah satu kegunaan dari terapi hipnotis yang bisa kita peroleh antara lain untuk mengatasi problem seks. Bila selama ini kenikmatan hubungan intim Anda mulai meredup, masalah disfungsi seksual atau bahkan ingin meningkatkan gairah lebih panas lagi. Semuanya, bisa diubah dengan cara terapi hipnotis. Walau ada beberapa problem yang bisa diatasi dengan medis seperti pil Viagra, namun tetap memiliki efek samping karena obat pasti mengandung bahan kimia.

Menurut Kirdi, hanya 40 persen problem seks berasal dari fisik yang memang bermasalah. Selebihnya, problem seks terbanyak biasanya berasal dari masalah psikis. Masalah psikis itu seperti trauma, phobia, korban perkosaan, kekerasan seksual dan lainnya.

Nah problem seks yang berasal dari masalah psikis inilah yang bisa disembuhkan dengan terapi hipnotis. Sebelum proses hipnotis dilakukan, pasien perlu diwawancarai untuk memperoleh keterangan°tentang latar belakang masalah.

Sebagai contoh, proses ereksi hingga ejakulasi pria berasal dari pikiran di mana awalnya melihat, terangsang secara visual, juga indera lainnya, seperti kinestetik lewat seperti sentuhan, ciuman can lain sebagainya hingga berhubungan intim. Pikiran bawah sadarnya merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Bagi pria yang bermasalah seperti ejakulasi dini sebenarnya dia mengalami kenaikan tingkat kenikmatan terlalu cepat, sehingga proses ejakulasinya terjadi terlalu dini. Jadi, program baru lewat terapi hipnotis yang akan ditanamkan ke pikiran bawah sadar adalah melambatkan tempo can menahan keinginan untuk ejakulasi hingga saat yang tepat.

Namun Kirdi mengakui bahwa keberhasilan terapi hipnotis tergantung dari keinginan si pasien untuk mendukung program. Bila program baru tidak didukung ada kemungkinan lenyap, karena mengalami resistensi dari program lama yang sudah tertanam bertahun-tahun di bawah sadar.

Untuk itulah perlu diingat, pasien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hipnosis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya. Proses hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, can tanpa paksaan. Sebelum melakukan hipnosis, pasien perlu terlebih dulu menjalani pemeriksaan fisik, can bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah, urine, dll.

Pemahaman pasien akan maksud dan tujuan hipnoterapi merupakan kunci efektivitas terapi. Karena itu diperlukan informasi yang jelas clan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar. (Irwan)
Sumber: Senior

Tidak ada komentar:

Posting Komentar